"Broken" seether(feat. Amy Lee)"
I wanted you to know I love the way you laugh
I wanna hold you high and steal your pain away
I keep your photograph and I know it serves me well
I wanna hold you high and steal your pain
'Cause I'm broken when I'm lonesome
And I don't feel right when you're gone away
You've gone away, you don't feel me, here anymore
The worst is over now and we can breathe again
I wanna hold you high, you steal my pain away
There's so much left to learn, and no one left to fight
I wanna hold you high and steal your pain
[x2]
'Cause I'm broken when I'm open
And I don't feel like I am strong enough
'Cause I'm broken when I'm lonesome
And I don't feel right when you're gone away
'Cause I'm broken when I'm lonesome
And I don't feel right when you're gone away
You've gone awayYou don't feel me here anymore
Icha Sailor Mars
Kamis, 27 Oktober 2011
malem jum'at
malem ini absen dulu ah dengerin nightmareside ARDAN Fm nya . coz gue malem ini gada temen ngedengernya. biasanya sih gue baru brani denger kalo ada adek gue. so. karna adek gue lg ada di cianjur di rumah nene gue. malem ni ceritanya gue cuman bisa mejeng depan NB sambil browsing, nge-tweet , sama fesbukan doang ! BT SIH
YG TAMBAH BIKIN SEBEL LG COWO GUE MALAH MAEN FUTSAL SEMALEMAN INI DAN GA ADA DISAAT GUE BUTUHIN !!!!
YG TAMBAH BIKIN SEBEL LG COWO GUE MALAH MAEN FUTSAL SEMALEMAN INI DAN GA ADA DISAAT GUE BUTUHIN !!!!
Rabu, 24 Agustus 2011
Selasa, 23 Agustus 2011
KONTRASEPSI DARURAT
KONTRASEPSI DARURAT
1.1 PENGERTIANKONTRASEPSI DARURAT
Kontrasepsi darurat adalah kontarespsi yang dipakai setelah senggama oleh wanita yang tidak hamil untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Kontrasepsi darurat atau yang biasa disebut morning after pill adalah hormonal tingkat tinggi yang di minum untuk mengontrol kehamilan sesaat setelah melakukan hubungan seks yang beresiko. Pada prinsipnya pil tersebut bekerja dengan cara menghalangi sperma berenang memasuki sel telur dan memperkecil terjadinya pembuahan.
Metode ini telah lebih sering disebut sebagai kontrasepsi pasca sanggama, banyak wanita yang tidak mengetahui metode ini dan metode inisulit di peroleh ( Speroff dan Darney, 2003).
1.2 CARA KERJA KONTRASEPSI DARURAT (2)
Merubah endometrium (menghambat pematangan) dari hasil biopsi, menunjukkan vakuola basal yang biasanya tidak ditemukan setelah hari ke empat pada fase sekresi.
1.3 INDIKASI KONTRASEPSI DARURAT(3)
Untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. bila terjadi kesalahan dalam pemakaian kontrasepsi seperti:
1. Kesalahan dalam pemakaian kontrasepsi seperti :
· Kondom bocor, lepas atau salah menggunakannya.
· Diafragma pecah, robek atau disangkat terlalu cepat.
· Kegagalan senggama, terpurus misalnya ejakulasi di vagina atau pada genetalia ekstena.
· Salah hintung masa subur.
· Lupa minum pil KB.
· Tidak menggunakan kontrasepsi..
· AKDR ekspulsi.
· Terlambat lebih dari 1 minggu untuk suntik KB yang setiap bulan.
· Terlambat lebih dari 2 minggu untuk suntik KB tiga bulanan.
2. Perkosaan.
3. Tidak menggunakan kontrasepsi.
1.4 KONTRA INDIKASI KONTRASEPSI DARURAT(2)
Hamil atau disangka hamil.
1.5 KELEBIHAN KONTRASEPSI DARURAT(2)
1. Tidak menyebabkan keguguran.
2. Dapat mencegah kehamilan tidak diinginkan.
3. Mencegah aborsi.
4. Tidak menimbulakan cacat bawaan bila bila diketahui ibu hamil.
5. Efektif bekerja dengan cepat, mudah relative murah untuk pemakaian jangka pendek.
1.6 KEKURANGAN KONTRASEPSI DARURAT(2)
1. Tidak dapat dipakai secara permanent.
2. Harus dengan resep dokter tidak semua apotek tersedia.
3. Tidak efektif setelah 3X 24 jam.
1.7 JENIS KONTRASEPSI DARURAT (1)
1.7.1 Mekanik
Satu-satunya kondar mekanik adalah AKDR Copper (yang mengandung tembaga). Jika dipasang dalam waktu kurang dari tujuh hari setelah senggama, AKDR ini mampu mencegah kehamilan.
a. Mekanisme kerja(1)
Mekanisme kerja sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan seksual terjadi). AKDR dan rahim dan mempengaruhi sel telur dan sperma sehingga pembuahan tidak terjadi. sebagai kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan seksualterjadi) dalam beberapa kasus mungkin memiliki mekanismekerja sama dengan mekanisme kerja AKDR sebagai alat kontrasepsi biasa diatas, namun pada kontrasepsi darurat ini, mekanisme yang lebih mungkin terjadi implantasi (penyarangan sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim).
Selanjutnya AKDR dapat dipakai terus untuk mencegah kehamilan hingga 10 tahun lamanya.(3)
b. Kemanjuran(2)
Lebih dari 8400 jenis copper-T telah dipasang setelah terjadinya hubungan seksual sejak 1976,dengan cara hanya 8 kehamilan terjadi, berarti berarti angka kehamilan dibawah satu dalam 1000,sehingga pemasangan AKDRsebagai kontrasepsi darurat menurunkan resiko kehamilan setelah lebih dari 99%.
Kegagalan ; < 0,1% (hasil 20 penelitian meta analisis pemasangan meta analisis pemasangan AKDR Copper).(3)
c. Efek Samping(1)
Efek samping pemasangan AKDR termasuk diantaranya: rasa tidak enakdi perut, pendarahan per vagina atau spitting dan infeksi.sedangkan efeksamping dari penggunaan AKDR termasuk:pendarahan yang banyak,kram, infeksi,kemandulan dan kebocoran rahim.
d. Kontraindikasi : (1)
- Hamil atau diduga hamil.
- IMS
1.7.2 Medik(1)
Sebagaimana halnya dengan istilah kontrasepsi darurat, sampai saat ini belum ada kesepakatan istilah dalam bahasa Indonesia untuk Emergency Contracepyive Pills. Kebanyakan itilah yang dipakai adalah Pil khusus Pencegah Kehamilan/PKPK. Beberapa alternatif istilah adalah pil darurat, pil pasca senggama, pil 72 (karena diminum maksimal dalam waktu 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan), dsb. Dalam istilah kedokteran, dulu pil ini dikenal sebagai "morning after pills". Istilah "morning after pills" ini sekarang dirasakan tidak tepat karena tidak menunjujjan waktu pemakaian yang tepat dari metode ini yang dapat dipakai sampai maksimal 72 jam setalah hubungan seksual yang tidak terlindungi. Selain itu istilah ini juga tidak mencakup pesan penting dari metode ini yaitu bahwa metode ini hanya dipakai untuk keadaan "darurat" dan tidak dimaksudkan untuk pemakaian rutin/reguler. Oleh karena itu istilah yang dipakai dalam bahasa Inggris sekarang adalah "Emergency Contraceptive Pills". Yang dimaksud dengan metode ini adalah berbagai metode hormonal yang dapat dipakai untuk mencegah kehamilan setelah terjadinya hubungan seksual tanpa perlindungan.(1)
a. Cara kerja(1)
Pil khusus pencegah kehamilan (PKPK) bekerja dengan cara mencegaha atau menunda ovulasi, menggangu tuba, mencegah pembuahan atau mencegah penempelan hasil pembuahan ke dalam dinding rahim. Pil khusus pencegaha kehamilan tidak akan efektif jika penempelan hasil pembuahan telah terjadi. Pil tidak dapat menyebabkan aborsi jika kehamilan telah terjadi.
b. Jenis-jenis PKPK dan cara pemakaiannya(1)
Ada 2 jenis PKPK yaitu :
1. Pil Kb biasa yang berisi kombinasi antara estrogen (ethynilestradiol) dan progestin (levonorgestrel atau dlnorgestrel). Regimen ini dikenal sebagai "Metode Yuzpe" dan telah diteliti dan dipakai secara luas sejak pertengahan tahun 1970-an. Metode ini menggunakan pil KB yang mengandung 50 mg etinil estradiol dan 0,5 mg norgestrel atau 0,25 mg levonorgestrel.
a. Untuk pil dosis tinggi yang berisi ethynilestradiol 50 mg dan levonorgestrel 250 mg (atau dl-norgestrel 5000mg): dua buah pil harus diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan diikuti dengan dua buah pil 12 jam kemudian.
b. Untuk pil yang berisi ethynilestradiol 30 mg dan levonorgestrel 150 mg (atau dl-nongerstel 300mg): 4 buah pil harus diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan diikuti 4 pil 12 jam kemudian (secara lengkap tentang aturan minum berbagai merek pil KB dapat dilihat di tabel 1)
2. Pil yang berisi progestin saja, termasuk di sini adalah pil yang khusus dibuat sebagai kontrasepsi darurat (dedicated product, Postinor-2 untuk Indonesia).
Untuk pil yang berisi levonorgestrel 750 mg (0,75mg): satu pil diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan, diikuti dengan 1 pil 12 jam kemudian.
Untuk pil yang berisi levonorgestrel 30 mg : 25 pil harus diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan, diikuti dengan 25 pil 12 jam kemudian.
Untuk pil yang berisi dl-nongestrel 75 mg : 20 pil harus diminum maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan, diikuti dengan 20 pil 12 jam kemudian (secara lengkap lihat tabel 1)
Tabel 1. Dosis berbagai merek pil yang diperlukan sebagai kontrasepsi darurat(1)
| | ISI | Jumlah yang harus diminum | |
| Nama pil | EE: ethinylestradiol | maksimal 72 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan | 12 jam kemudian |
| | LNG: lenovogestrel | ||
| | NG: dl-nongestrel | ||
| I. Pil Kombinasi (metode yuzpe) | |||
| Neogynon, Noral, Nordiol, Ovidon, Ovran, Tetragynon/PC4, Neo-Primovlar 4, E-Gen-C, Fertilan | EE 50 mg + LNG 250 mg | 2 | 2 |
| | | | |
| | | | |
| Eugynon 50, Ovral | EE 50 mg + NG 500 mg | 2 | 2 |
| Microgynon 30, Nordette, Rigevidon LO/Femenal, Ovral L | EE 30 mg + LNG 150 mg | 4 | 4 |
| | EE 30 mg + NG 300 mg | 4 | 4 |
| II. Pil progestin | |||
| Postior, Postinor-2* | LNG 750 mg | 1 | 1 |
| Microlut, Microval, Norgeston Ovrette | LNG 30 mg | 25 | 25 |
| | NG 75 mg | 20 | 20 |
c. Kemanjuran (Efficacy)(1)
Jika ada 100 perempuan dalam 1 bulan memakai PKPK secara benar setalah melakukan 1 kali hubungan seksual tanpa perlindungan, sekitar 2 perempuan akan menjadi hamil. Jika tanpa pemakaian metode kontrasepsi apapun 8 perempuan akan menjadi hamil. Jadi, pemakaian PKPK mengurangi kemungkinan kehamilan samapi 75%.
Ada 2 Faktor yang mempengaruhi kemanjuran PKPK (1)
1) Jarak antara waktu minum dosis yang pertama dengan terjadinya hubungan seksual tanpa perlindungan; dan
2) Hubungan seksual berlangsung pada periode mana dari siklus menstruasi perempuan. Semakin awal PKPK diminum semakin tinggi kemanjurannya. Beberapa percobaan klinis menunjukkan bahwa kemanjuran tertinggi PKPK adalah bila diminum dalam 24 jam pertama setelah hubungan seksual tanpa perlindungan, dan menurun secara terus menerus setiap 24 jam. Semakin dekat waktu antara hubungan seksual tanpa perlindungan dengan saat terjadinya ovulasi, semakin kecil kemanjuran dari PKPK. Hal penting yang juga perlu diketahui adalah bahwa PKPK tidak semanjur penggunaan pil KB biasa secara benar dan konsisten, atau pemakaian AKDR, susuk KB atau suntik KB.
Sementara pil yang berisi progestin saja menurunkan risiko terjadinya kehamilan sekitar 85%. Jika diminum dalam 24 jam setelah hubungan seksual tanpa perlindungan kemanjuran lebih tinggi yaitu sekitar 95%.
d. Keamanan(1)
Menurut Organisasi Kesehatan DUnia (WHO) tidak ada kontraindikasi absolut untuk pemakaian PKPK selain adanya kehamilan. Kehamilan menjadi kontraindikasi bukan karena adanya bahaya bagi orang hamil jika minum PKPK namun lebih karena PKPK tidak akan efektif jika kehamilan sudah terjadi. Lembaga Food and Drug Administration Amerika Serikat jelas menyatakan bahwa PKPK tidak akan membahayakan kehamilan yang sudah terjadi, juga tidak ada bukti bahwa hormon yang ada dalam PKPK punya efek buruk terhadap pertumbuhan janin.
e. Efek samping dan cara penanganannya(3)
1. Mual : terjadi pada sekitar 50% klien yang memakai pil kontrasepsi kombinasi, namun tidak akan berlangsung lebih dari 24 jam. Pada klien yang memakai pil hanya progestrin mual hanya terjadi pada 20% klien.
Cara penanganan : pil diminum bersama dengan makanan atau pada saat akan tidur dapat mengurangi mual. Pemakaian obat anti muntah sebelumnya juga akan menurunkan mual. Pemakaian anti mual setelah rasa mual mulai muncul tidak akan efektif.
2. Muntah : efek samping muntah dapat terjadi pada sekitar 20% perempuan yang memakai pil kombinasi dan hanya 5% pada pemakaian pil hanya-progestin.
Cara penanganan : jika klien muntah dalam waktu 2 jam setelah minum pil ini, klien harus minum pil lagi. Tetapi klien tidak boleh minum pil lebih dari dosis yang dianjurkan, karena kelebihan dosis ini tidak akan membuat metode ini lebih efektif malah bisa meningkatkan rasa mual. Pada kasus muntah berat, pengulangan pemberian dosen mungkin dapat diberikan lewat vagina.
3. Perdarahan pervaginam tang tidak teratur : beberapa perempuan mungkin mengalami bercak darah (spotting) setelah minum pil ini. kebanyakan perempuan akan mendapatkan mentruasi berikutnya tepat waktu atau sedikit lebih cepat.
Cara penanganan : jika menstruasi terlambat sampai satu minggu, perlu dilakukan tes kehamilan.
4. Efek samping dari PKPK termasuk : payudara terasa keras, sakit kepala, pusing dan lemah. Umumnya efek samping ini tidak berlangsung sampai 24 jam.
Cara penanganan : Aspirin atau obat penghilang rasa sakit yang dapat diperoleh tanpa resep dapat dipakai untuk menghilangkan rasa tidak enak tersebut.
f. Beberapa persepsi yang salah tentang PKPK(1)
1. Pil ini dianggap sama dengan pil aborsi;
2. Bahwa penyebarluasannya akan mendorong perilaku tidak bertanggung jawab dan aktivitas seksual pada remaja;
3. Bahwa laki-laki akan menolak untuk menggunakan kondom dan bahwa perempuan akan menggunakan pil ini sebagai metode reguler/rutin atau akan menggunakan berlebihan. Tidak ada bukti bahwa pemberian akses yang mudah terhadap kontrasepsi darurat akan menyababkan pengambilan keputusan yang tidak bertanggung jawab sehubungan dengan perilaku seksual, ataupun remaja menjadi semakin terdorong untuk melakukan hubungan seksual karena adanya pil ini.
Tabel Pemberian kontrasepsi darurat(3)
| Cara | Merek dagang | Dosis | Waktu pemberian |
| 1. Mekanik AKDR-Cu | CopperT Multiload NovaT | Satu kali pemasangan | Dalam waktu kurang dari 7 hari pascasenggama |
| 2. Medik Pil kombinasi Progestin Estrogen Mifepristone Danazol | Mycrogynon 50 Ovral Neogynon Norgiol Eugynon Microgynon 30 Mikrodiol Nordette Postinor Lynoral Premarin Progynova RU-486 Danocrine Azol | 2X2 tablet 2X4 tablet 2X1 tablet 2,5 mg/dosis 10 mg/dosis 10 mg/dosis 1 X 600 mg 2 X 4 tablet | Dalam waktu 3 hari pascasenggama dosis kedua 12 jam kemudian Dalam waktu 3 hari pascasenggama dosisi kedua 12 jam kemudian Dalam waktu 3 hari pascasenggama dosis kedua 12 jam kemudian Dalam waktu 3 hari pascasenggama 2X1 dosis selama 5 hari Dalam waktu 3 hari pascasenggama Dalam waku 3 hari pascasenggama, dosis kedua 12 jam kemudian |
2.8 PELAYANAN KONTRASEPSI DARURAT(3)
Petugas pelaksana terlatih seperti dokter dan bidan memberikan pelayanan kondar sesuai dengan standar pelayanan dan kebijakan pelayanan yang disesuaikna dengan kondisi setempat. Agar tetap konsisten dengan standar dan kualitas pelayanan yang telah ditetapkan, para petugas pelaksana akan mengikuti panduan pelayanan kondar yang telah mereka pelajari dalam pelatihan sebelumnya. Ketersediaan akses, pasokan dan ketepatan penggunaan kondar merupakan syarat bagi keberhasilan upaya pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan akibat senggama yang tidak aman.
2.8.1 Konseling (3)
Konseling dilakukan dalam suasana bersahabat dan memelihara privasi klien. Pastikan bahwa klien merasa kerahasiaannya terjaga dengan baik, terutama apabila berhadapan dengan kaum remaja. Berikan dukungan yang memadai dan tidak diperkenankan untuk membuat penilaian yang bersinggungan dengan harkat da martabat klien, baik yang diungkapkan secara langsung atau dikesankan melalui bahasa atau gerak tubuh. Bila petugas pelaksana tidak dapat menyediakan tempat yang dapat menjaga privasi klien, minta klien untuk bertemu dengan konselor di ruang khusus.
Ø Konseling Kontrasepsi Darurat
Fokus utama konseling adalah informasi yang penting untuk diketahui dan tersedianya berbagai upaya untuk memenuhi keinginan klien dalam mencegah kehamilan yang tidak diinginkan setelah terjadinya senggama yang tidak aman. Materi informasi yang cukup lengkap, harus meliputi hal-hal berikut:
· Mekanisme pencegahan kehamilan kondar
· Instruksi penggunaan yang jelas dan mudah dipahami,
· Pilih kondar
· Penggunaan kontrasepsi regular (rutin) setelah kondar atau pencegahan kehamilan pada senggama berikutnya,
· Hasil yang diharapkan dan kemungkinan terjadinya kegagalan,
· Pengamatan lanjut atau kunjungan ulang,
· Akses terhadap informasi penting tambahan atau lanjutan. (buku biru)
Ø Konseling lain yang perlu diberikan, yaitu (1)
1. Dalam 3 minggu belum haid segera tes hamil.
2. Ada efek, mual, pusing, lesu, spoting bila berlebihan dan sangat mengganggu segera periksa.
3. Bisa minum obat anti muntah sebelum penggunaannya.
4. Tidak untuk digunakan berulang-ulang.
5. Jika dimuntahkan segera minum pil pengganti.
FORMULIR I
Konseling Pemakaian AKDR Untuk Kontrasepsi Darurat(3)
| 1. Bila suatu pasangan usia subur belum merencanakan punya anak, mereka seharusnya memakai salah satu cara kontrasepsi. Kontrasepsi tersebut diapakai sebelum melakukan senggama. Contoh : IUD dipasang pada saat haid, pil KB diminum pascakeguguran. |
| 2. Bila suatu waktu setelah melakukan senggama, pasangan tersebut belum siap untuk menerima suatu kehamilan, maka kontrasepsi darurat dapat dipakai untuk mencegah kehamilan. |
| 3. Ada 2 macam alat kontrasepsi darurat: a. Kontrasepsi darurat – AKDR b. Kontrasepsi darurat – pil |
| 4. Salah satu alat kontrasepsi darurat – adalah AKDR Tembaga |
| 5. Penjelasan tentang AKDR Tembaga |
| 5.1 AKDR Tembaga - Mencegah kehamilan jika anda telah melakukan hubungan seks tanpa memakai kontrasepsi (pelindungP atau jika pelindung yang Anda pakai mengalami kegagalan (misalnya kondom yang bocor). - AKDR dipasang dalam < 7 hari setelah melakukan hubungan seks tanpa kontrasepsi atau kontrasepsi gagal - AKDR tidak untuk menggugurkan kandungan - AKDR selanjutnya dapat dipakai sebagai kontrasepsi biasa |
| 5.2 Kapan AKDR dapat dipasang? AKDR dapat segera dipasang dalam beberapa situasi seperti berikut ini: - Lupa minum pil KB lebih dari sua hari berturut-turut, lupa/telat suntik KB ulang, kondom bocor - Wanita yang tidak memakai KB karena suaminya sering berpergian lama, dan sewaktu suami pulang, berhubungan seks tanpa kontrasepsi - Wanita korban perkosaan (kurang dari 7 hari) |
| 5.3 AKDR cukup ampuh dan aman. Tingkat kegagalan AKDR rendah (kurang dari 1%) serta aman untuk digunakan oleh semua wanita |
| 5.4 AKDR kadang-kadang bisa menimbulkan efek samping, tetapi sedikit dan tidak lama. Efek samping yang mungkin timbul adalah spotting, pusing atau kram. Pada umumnya efek samping berlangsung tidak lebih dari beberapa hari. |
| 5.5 Apa yang akan terjadi dengan menstruasi setelah dipasang AKDR? Bila AKDR berhasil, menstruai (haid) akan dating, mungkin pada waktunya, mungkin beberapa hari lebih cepat atau lebih lambat. Tetapi, bila menstruasi (haid) terlambat lebih sari satu minggu dari perkiraan, datanglah segera ke klinik untuk memperoleh saran dan alternative pemecahan lain. |
| 6. Penting diingat: - Jika sudah lebih dari 7 hari sejak melakukan hubungan seks tanpa pelindung datanglah ke dokter/bidan untuk mendapatkan pilihan lain - Jika AKDR tidak berhasil dan ternyata hamil, AKDR harus diangkat dan kehamilan tersebut akan (biasanya) tetap normal - AKDR selanjutnya dapat dipakai sebagai kontrasepsi biasa |
FORMULIR II
Konseling Pemakaian Pil KB Sebagai Kontrasepsi Darurat(2)
| 1. Bila suatu pasangan usia subur belum merencanakan punya anak, mereka seharusnya memakai salah satu cara kontrasepsi. Kontrasepsi tersebut dipakai sebelum melakukan senggama. Contoh: IUD dipasang pada saat haid, pil KB diminum pascakeguguran |
| 2. Bila suatu waktu setelah melakukan senggama, pasangan tersebut belum siap untuk menerima suatu kehamilan, maka kontrasepsi darurat dapat dipakai untuk mencegah kehamilan |
| 3. Ada 2 macam kontrasepsi darurat: a. Kontrasepsi darurat – AKDR b. Kontrasepsi darurat – pil |
| 4. Salah satu kontrasepsi darurat – pil adalah Pil KB: Mc30-ED, Microdiol, Nordette |
| 5. Penjelasan tentang pil KB sebagai kontrasepsi darurat |
| 5.1 Pil KB sebagai kontrasepsi darurat: - Adalah pil untuk mencegah kehamilan jika Anda telah melakukan hubungan seks tanpa memakai kontrasepsi (pelindung) atau jika pelindung yang Anda pakai mengalami kegagalan (misalnya kondom yang bocor) - Terdiri dari 8 buah pil (2 kali 4 pil) - Empat pil pertama diminum segera, dalam 72 jam (3 hari) setelah melakukan hubungan seks tanpa kontrasepsi gagal, 4 pil kedua diminum 12 jam setelah pil pertama - Bukan pil untuk menggugurkan kandungan - Bukan pil untuk ber KB jangka panjang/rutin |
| 5.2 Kapan Pil KB dapat dipakai? Pil KB dapat dipakai dalam beberapa situasi seperti berikut ini: - Lupa minum pil KB lebih dari dua hari berturut-turut, lupa/telat suntik KB ulang, kondom bocor - Wanita yang tidak pakai KB karena suaminya sering berpergian lama, dan sewaktu suami pulang, berhubungan seks tanpa kontrasepsi - Wanita korban pemerkosaan (kurang dari 72 jam) |
| 5.3 Pil KB cukup ampuh dan aman Tingkat kegagalan pil KB rendah (4%) bila dipakai sesuai petunjuk dan tidak dipakai berulang-ulang. Serta aman untuk digunakan oleh semua wanita |
| 5.4 Pil KB kadang-kadang bisa menimbulkan efek samping, tetapi sedikit dan tidak lama. Efek samping yang mungkin timbul adalah rasa mual, muntah, sakit kepala, pusing, kram atau buah dada menjadi nyeri sentuh. Pada umumnya efek samping berlangsung tidak lebih dari 24 jam |
| 5.5 Apa yang akan terjadi dengan menstruasi saya setelah minum pil KB? Bila pil KB berhasil, menstruasi (haid) Anda akan datang, mungkin pada waktunya, mungkin beberapa hari lebih cepat atau lebih lambat. Tetapi, bila menstruasi (haid) terlambat lebih dari satu minggu dari perkiraan Anda, datanglah segera ke klinik untuk memperoleh saran dan alternative pemecahan lain |
| 5.6 Bagaimana cara memakai pil KB? - Minum 4 pil pertama sesegera mungkin, dalam 72 jam (3 hari) setelah Anda melakukan hubungan seks tanpa pelindung - Minumlah 4 pil kedua 12 jam setelah minum pil yang pertama. 4 pil kedua jangan ditunda karena efektivitasnya akan berkurang - Karena 4 pil kedua diminum 12 jam setelah 4 pil pertama, pilihlan waktu yang tepat untuk minum 4 pil pertama sehingga 12 jam kemudian tidak jatuh pada tengah malam/waktu tidur - Jika And amuntah dalam 2 jam setelah minum 4 pil, segera minum 4 pil lagi untuk menggantikannya. Dan segeralah menghubungi salah satu klinik terdaftar untuk mendapatkan pil KB lagi. Sedangkan jika Anda muntah setelah lebih dari 2 jam tidak apa-apa |
| 5.7 Pil KB dan infeksi menular seksual (IMS) Pil KB tidak dapat melindungi Anda dari berbagai infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS. Gunakanlan kondom untuk mencegah penularan |
| 6. Penting diingat: - Jika sudah lebih dari 72 jam (3 hari) sejak melakukan hubungan seks tanpa pelindung datanglah ke dokter/bidan untuk mendpatkan pilihan lain - Jika pil KB tidak berhasil dan ternyata hamil, kehamilan tersebut akan menetap normal - Pil KB kondar tidak untuk digunakan berulang-ulang dengan maksud mencegah kehamilan (KB) karena kurang efektif jika dibandingkan dengan pil kontraepsi biasa - Jika setelah minum pil KB ini, Anda akan melakukan hubungan seks lagi, gunakan kontrasepsi biasa |
FORMULIR III
Konseling Pemakaian Postinor-2TM
| 1. Bila satu pasangan usia subur belum merencanakan punya anak, mereka seharusnya memakai salah satu cara kontrasepsi. Kontrasepsi tersebut dipakai sebelum melakukan senggama. Contoh: IUD dipasang pada saat hamil (haid), pil KB diminum pascakeguguran |
| 2. Bila suatu waktu setelah melakukan senggama, pasangan tersebut belum siap untuk menerima suatu kehamilan, maka kontrasepsi darurat dapat dipakai untuk mencegah kehamilan |
| 3. Ada 2 macam kontrasepsi darurat: a. Kontrasepsi darurat – AKDR b. Kontrasepsi darurat – pil |
| 4. Salah satu kontrasepsi darurat – pil adalah POSTINOR-2TM |
| 5. Penjelasan tentang POSTINOT-2TM |
| 5.1 Pil POSTINOR-2TM: - AdalahPil untuk mencegah kehamilan jika Anda telah melakukan hubungan seks tanpa memakai kontrasepsi (pelindung) atau jika pelindung yang Anda pakai mengalami kegagalan (misalnya kondom yang bocor) - Terdiri dari dua buah pil (2 kali 1 pil) - Satu pil pertama diminum segera, dalam 72 jam (3 hari) setelah melakukan hubungan seks tanpa kontrasepsi atau kontrasepsi gagal. Pil kedua diminum 12 jam setelah pil pertama - Bukan pil untuk menggugurkan kandungan - Bukan pil untuk ber KB jangka panjang/rutin |
| 5.2 Kapan POSTINOR-2TM dapat dipakai? Pik KB dapat dipakai dalam beberapa situasi sebagai berikut ini: - Lupa minum pil KB lebih dari dua hari berturut-turut, lupa/telat suntik KB ulang, kondom bocor - Wanita yang tidak pakai KB karena suaminya sering berpergian lama, dan sewaktu suami pulang, berhubungan seks tanpa kontrasepsi - Wanita korban pemerkosaan (kurang dari 72 jam) |
| 5.3 POSTINOR-2TM cukup ampuh dan aman Tingkat kegagalan POSTINOR-2TM rendah (2%) bila dipakai sesuai petunjuk dan tidak dipakai berulang-ulang. Serta aman untuk digunakan oleh semua wanita |
| 5.4 POSTINOR-2TM kadang-kadang bisa menimbulkan efek samping, tetapi sedikit dan tidak lama. Efek samping yang mungkin timbul adalah rasa mual, muntah, sakit kepala, pusing, kram, atau buah dada menjadi nyeri sentuh. Pada umumnya efek samping berlangsung tidaklebih dari 24 jam |
| 5.5 Apa yang akan terjadi dengan menstruasi saya setalah minum pil POSTINOR-2TM ? Bila POSTINOR-2TM berhasil, menstruasi (haid) Anda akan datang, mungkin pada wkatunya, mungkin beberapa hari lebih cepat atau lebih lambat. Tetapi, bila menstruasi (haid) Anda terlambat lebih dari satu minggu dan perkiraan Anda, datanglah segera ke klinik untuk memperoleh saran dan alternative pemecahan lain |
| 5.6 Bagaimana cara memakai pil POSTINOR-2TM? - Minum satu pil pertama sesegara mungkin, dalam 72 jam (3 hari) setelah Anda melakukan hubungan seks tanpa pelindung - Minumlah pil kedua 12 jam setelah minum pertama. Pil kedua jangan ditunda karena efetivitasnya akan berkurang - Karena pil kedua diminum 12 jam setalh pil pertama, pilihlah waktu yang tepat untuk minum pil pertama sehingga 12 jam kemudian tidak jatuh pada tengah malam/waktu tidur - Jika Anda muntah dalam 2 jam setelah minum pil, segera minum satu pil lagi untuk menggantikannya. Dan segeralah menghubungi salah satu klinik terdaftar untuk mendapatkan pil POSTINOR-2TM lagi. Sedangkan jika Anda muntah setelah lebih dari 2 jam tidak apa-apa |
| 5.7 POSTINOR-2TM dan infeksi menular seksual (IMS) POSTINOR-2TM tidak dapat melindungi Anda dari berbagai infeksi menular seksual termasuk HIV/AIDS. Gunakanlah kondom untuk mencegah penularan |
| 6. Penting diingat: - Jika sudah lebih dari 72 jam (3 hari) sejak melakukan hubungan seks tanpa pelindung datanglah ke dokter/bidan untuk mendapatkan pilihan lain - Jika POSTINOR-2TM tidak berhasil dan ternyata berulang-ulang dengan maksud mencegah kehamilan (KB) karena kurang efektif jika dibandingkan dengan pil kontrasepsi biasa - Jika setelah POSTINOR-2TM, Anda akan melakukan hubungan seks lagi, gunakan kontrasepsi biasa |
2.8.2 Penilaian Sebelum Pelayanan Mekanik(3)
Evaluasi medic yang paling penting sebelum pelayanan kondar adalah menyingkirkan kemungkinan adanya kehamilan. Upaya minimal yang mungkin dilakukan adalah:
· Pastikan tanggal haid terakhir dan regularitas siklus haid
· Pastikan tanggal dan waktu senggama tak aman
· Temukan kemungkinan adanya kehamilan sebelum senggama tak aman ini
Untuk kondar hormonal, penilaian lain (termasuk periksa dalam, uji kehamilan) tidak terlalu penting atau hanya merupakan pemeriksaan rutin apabila 3 hal tersebut diatas dapat dipastikan secara akurat.
Untuk kondar AKDR, perlu dilakukan pemeriksaan panggul untuk memastikan bahwa AKDR dapat diinsersikan dengan baik. Riwayat infeksi panggul, sepsis atau kehamilan ektopik merupakan peritmbangan tersendiri terhadap kelayakan pemasangan dan batasan waktu pemasangan kondar.
2.8.3 Penilaian sebelum pelayanan Medik(3)
Evaluasi medik yang paling penting sebelum pelayanan kondar adalah menyingkirkan kemungkinan adanya kehamilan. Upaya minimal yang mungkin dilakukan adalah:
· Pastikan tanggal haid terakhir dan regularitas siklus haid
· Pastikan tanggal dan waktu senggama tak aman
· Temukan kemungkinan adanya kehamilan sebelum senggama tak aman ini
Untuk kondar hormonal, penilaian lain (termasuk pemeriksaan dalam, uji kehamilan) tidak terlalu penting atau hanya merupakan pemerisaan rutin apabila 3 hal tersebut di atas dapat dipastikan secara akurat.
Untuk kondar AKDR, perlu dilakukan pemeriksaan panggul untuk memastikan bahwa AKDR dapat diinsersikan dengan baik. Riwayat infeksi panggul, sepsis atau kehamilan ektopis merupakan pertimbangan tersendiri terhadap kelayakan pemasangan dan batasan waktu pemasangan kondar.
2.8.4 Instruksi Untuk Klien(3)
Berikan instruksi secara lisan dan tertulis untuk klien sebagai berikut:
· Penggunaan kondar secara tepat, termasuk bagaimana mengkonsumsi dosis awal dan dosis ulangan.
· Untuk mengurangi mual, nasihatkan klien untuk minum susu atau mengkonsumsi makanan ringan (misalnya biskuit) pada saat minum pil kontrasepsi.
· Tekankan bahwa satu paket kondar tidak dapat melindungi klien terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan apabila setelah paket tersebut, pasien tidak menggunakan kontrasepsi reguler (misalnya kondom) pada senggama berikutnya.
· Jelaskan bahwa kondar hormonal tidak dapat digunakan sebagai kontrasepsi reguler.
· Pada umumnya, para pengguna kondar hormonal akan mendapat menstruasi tepa waktu atau lebih awal sehingga keterlambatan siklus patut dicurigai sebagai.
· Anjurkan untuk melakukan kunjungan ulang apabila haid berikut terlambat lebih dari satu minggu atau terjadi efek samping yang sangat menggangu kesehatan klien.
Untuk kondar AKDR, berikan informasi berikut ini:
· Adanya kram atau nyeri perut bawah dalam 24 jam pascainsersi. Bila dibutuhkan , beri analgetika (mkisalnya asam mefenamat 500mg atau ketoprofen 100mg setiap 8 jam)
· Bila AKDR hanya akan digunakan sebagai kondar, minta klien untuk melakukan kunjungan ulang untuk konseling AKDR sebagai kontrasepsi reguler (bila tidak penyulit atau hambatan medik lainnya).
· Bila ingin digunakan metode kontrasepsi reguler, minta klien untuk melakukan kunjungan ulang untuk mengetahui kemantapan klien tentang pilihan dan kontrol ulangannya.
2.8.5 Pengamatan Lanjut(3)
Bila klien kemudian menggunakan kontrasepsi reguler setelah menggunakan satu paket kondar maka tidak perlu dilakukan pengamatan lanjut, kecuali apabila terjadi terlambat haid lebih dari tujuh hari. Pengamatan lanjut bertujuan untuk memastikan bahwa kondar cukup efektif dalam mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
Pada saat kunjungan ulang:
· Catat siklus menstruasi klien untuk memastikan bahwa klien tidak hamil. Bila terjadi keraguan, lakukan pemeriksaan konfirmatif (uji kehamilan, USG)
· Diskusikan berbgai kontrasepsi reguler yang tersedia
· Berikan pelayan kontrasepsi lanjutan seperti yang diinginkan dan sesuai bagi klien
Bila terjadi kegagalan :
· Nasehatkan untuk melanjutkan kehamilan karena kondar tidak menyebabkan gangguan terhadap kehamilan
· Bila pada pemeriksaan konfirmatif tidak dijumpai adanya kehamilan intrauterin, pastikan pula bahwa tidak terjadi kehamilan ekstrauterin.
· Rujuk klien ke fasilitas pelayanan kesehatan reproduksi lain apabila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan lanjutan yang diinginkan klien.
2.8.6 Kontrasepsi Regulir (Rutin) Setelah Kontrasepsi Darurat(3)
Berbagai jenis kontrasepsi dapat diberikan setelah penggunaan kondar, diantarnya adalah:| Jenis Kontrasepsi | Waktu Penggunaan |
| Kondom | Segera |
| Diafragma | Segera |
| Injeksi* | Setelah menstruasi terjadi |
| Implant* | Setelah menstruasi terjadi |
| Pantang Berkala | Hanya untuk mereka yang memiliki siklus haid normal. Tidak cocok untuk klien dengan siklus yang tidak normal |
| Tubektomi* | Hanya untuk mereka yang secara mantap memilih kontrasepsi ini untuk menghentikan fertilitas. Dilakukan setelah kemungkinan hamil dapat disingkirkan. |
| AKDR* | Saat menstruasi Saat meminta pelayanan kondar (bila sebelumnya memang telah memilih AKDR sebagai kontrasepsi reguler/rutin). Bila telah memutuskan memilih AKDR sebagai kontrasepsi reguler/rutin. |
* Sementara menunggu kontrasepsi ini digunakan, klien harus menggunakan kontrasepsi barrier, kondom atau abstinence.
2.8.7 Komonikasi, Informasi dan Edukasi(3)
Meskipun kondar telah diperkenal lebih dari 30 tahun lalu dan telah dibuktikan mnjadi suatu cara yang efektif untuk mencegahan suatu kehamilan yang tidak diinginkan, pengetahuan dan penggunaan metode ini masih sangat sedikit, dan sedikit program keluar berencana yang menerapkan kondar sebagian dari pelayanan rutinnya. Diantara negara-negara yang telah maju, mungkin negeri belanda merupakan negara yang kewaspadaan dan pemakainnya paling besar dan ini merupakan salah satu faktor yang mendasari rendahnya angka induksi aborsi kehamilan remaja di negeri tersebut. Di amerika serikat, dimana untuk pertama kalinya trial klinik dilaksanakan, kontrasepsi pascasenggama sangat sedikit diketahui sementara intu di inggris, kondisinya tidaklah lebih baik meskipun produk komersial pascasenggama telah dipasarkan sejak tahun1984.
a. Upaya Mempopulerkan
Kondar dapat memberikan kontribusi dalam pencegahan suatu kehamilan yang tidak diinginkan dan abortus, akan tetapi sangat sedikit upaya dibuat untuk meningkatkan perluasan pemakaiannya. Alasan terhadap hambatan yang timbul ini multifaktorial, berkaitan dengan kesulitan logistik yang memungkinkan kemudahan mendapatkan pelayanan, keengganan pada beberapa bangsa atau kelompok masyarakat untuk dapat menerima kenyataan adanya kegiatan seksual pada kaum mudanya. Seperti yang telah disebutkan, kondar tidak hanya merupakan kebutuhan kaum muda dan kebutuhan terhadap kontrasepsi ini tidak akan dapat dieliminasi dengan peningkatan ketersediaan dan penggunaan KB modern yang efektif. Sebaliknya, kebutuhan akan kondar mungkin akan sangat meningkat. Tersedianya berbagai cara modern mengakibatkan semakin meningkatnya harapan akan keefektifan pada pencegahan kehamilan. Pasangan-pasangan tidak akan mau menerima suatu kehamilan yang tidak direncanakan dan mungkin akan lebih membutuhkan kondar ketika mereka menduga akan terjadi suatu kehamilan yang tidak direncanakan.
b. Kelemahan
Sebagian besar pemakai kontrasepsi pascasenggama adalah golongan muda dan belum pernah melahirkan. Insersi AKDR merupakan tindakan invasive dan metode tersebut belum tentu merupakan cara ideal untuk diteruskan sebagai cara kontrasepsi. Sediaan dengan kombinasi estrogen dan progesterone mengalami penurunan pemakaian, terutama disebabkan insiden efek samping yang tinggi seperti mual dan muntah yang dapat mempengaruhi baik penerimaan pemakainya maupun kemanjurannya. Prospek akan suatu alternatif lain dan metode yang lebih baik cukup memberikan harapan. Sekarang ini telah mulai dipakai suatu anti progesterone mifepristone (RU486) yang diberikan sebagai dosis tunggal 600 mg. Obat ini sangat efektif sebagai sediaan pascasenggama efek sampingnya pun sangat jauh lebih sedikit dibandingkan dengan wanita-wanita yang diobati dengan menggunakan sediaan standar kombinasi estrogen dan progesterone.
c. Kurang Informasi
Apabila kondar mampu bekerja dengan baik, kenapa wanita-wanita tidak ada yang memakainya? Pada penelitian Duncan dkk (1990), 30% wanita tidak mengenal kondar dan 10% lainnya tidak tahu dimana mereka bisa mendapatkannya. Gambaran hal serupa juga dilaporkan pada dua penelitian lainnya. RCOG Working Party on Unplanned Pregnancy (1991) menegaskan bahwa dibutuhkan informasi yang lebih baik dan pendidikan kesehatan masyarakat mengenai kontrasepsi pascasenggama ini. Pada suatu survei yang dilakukan oleh Schering (1990), lebih dari 70% dari 1007 wanita pernah mendengar kontrasepsi pascasenggama, akan tetapi hanya 10% memiliki pengetahuan yang tepat mengenai keterbatasan waktunya. Suatu kampanye publik akan dapat menigkatkan kewaspadaan dan pengetahuan mengenai kondar.
d. Sulit Diperoleh
Sejak tahun 1984 di Inggris telah disensikan suatu obat pascasenggama yang bisa diperoleh hanya melalui dokter, karena ia harus dipakai dalam waktu 72 jam setelah senggama. Pemakaiannya merupakan suatu keadaan darurat. Pada kenyataannya, sangat sulit untuk mendapatkan kondar karena dibutuhkan suatu perjanjian pertemuan darurat dengan dokter umum, saling bertemu muka dan menghadapi interogasi oleh staf resepsionis. Permintaan untuk mendapatkan kontrasepsi pascasenggama membutuhkan diskusi mengenai aktivitas hubungan seksual yang terjadi, mungkin pada kebanyakan pasien, apalagi pada anak uda akan sangat menganggu privasinya.
e. Klinik dan Pelayanan Belum Tersedia
Klinik-klinik keluarga berencana untuk masyarakat meski banyak diselenggarakan secara masal, tidak tersebar secara luas atau pada tempat pelayanan tersebut hanya buka sekali seminggu. Pada pengalaman beberapa peneliti, kebutuhan paling besar akan kondar adalah pada akhir minggu ketika praktek dokter dan klinik-klinik KB tutup. Meskipun beberapa rumah sakit melakukan pelayanan, yang juga mencakup pelayanan rujukan kasus ginekologi, banyak yang tidak melakukan pelayanan kondar. Pada kenyataannya, tidaklah mudah untuk mendapatkan kondar meskipun mereka tahu dimana dan kapan harus mendapatkannya.
f. Sulit Pengawasan
Apabila pemakaian kondar berpengaruh besar terhadap turunnya angka aborsi seharusnya diupayakan agar diperoleh dengan cara yang lebih mudah. Sudah tiba waktunya untuk memikirkan pendistribusian pada perusahaan obat atau apotik untuk menyediakan kontrasepsi oral pascasenggama. Alasan perlunya hal ini telah disebutkan di atas, sedangkan yang menentang, memiliki pertimbangan bahwa keamanannya tidak dapat dijamin dan sulitnya mengadakan pengamatan lanjutan.
Apakah sediaan kontrasepsi pascasenggama ini berbahaya? Sementara ini kontraindikasinya hanyalah kehamilan dan adanya riwayat kontraindikasi terhadap estrogen, seperti misalnya tromboembolisme. Untuk itu dapat diberikan petunjuk yang jelas akan kewaspadaan yang diperlukan dalam setiap kemasan obatnya. Agaknya, sekalipun ada riwayat, komplikasi tidak akan terjadi, pasien tidak akan menderita akibat efek samping setelah meminum 200 mg etinilestradiol pada satu kali kesempatan. Juga tidak ada peubahan dalam faktor-faktor pembekuan dalam penelitiannya menggunakan sediaan standar.
g. Kemungkinan Penyalahgunaan
Sebagian besar pemakai kondar adalah wanita muda yang sehat. Ada kemungkinan sebagian kecil di antara mereka akan mengulangi pemakaian kontrasepsi pascasenggama ini sebagai suatu metode kontrasepsi yang definitif. Hal ini biasa terjadi, akan tetapi pada kebanyakan wanita sudah cukup termotivasi untuk hanya menggunakan kontrasepsi pascasenggama segera dan sekali waktu saja, sehingga untuk selanjutnya ia harus memilih kontrasepsi yang sesuai.
1.9 KB TERKINI
2.9.1 Penelitian Metode-Metode Baru Kontrasepsi untuk Wanita
1. Cryo-Surgery Uterus (Transcervical)
a. Penelitian cryo surgery uterus dilakukan pada hewan percobaan kera baboon, dengan maksud menimbulkan cryo-nekrosis dari endometrium (sehingga tidak dapat terjadi implantasi dari ovum yang telah dibuahi).
b. Peralatan yang dipakai terdiri dari cryo-probe, balon yang dapat dikembangkan dan cairan nitrogen.
c. Sebagian besar uji coba dilakukan pada fase proloferatif dari siklus haid kera baboon, dan pada semua hewan percobaan tidak ditemukan komplikasi dari prosedur ini.
2. Vaksin untuk Pengaturan Fertilitas
Pemakaian vaksin untuk mengendalkan keadaan yang bukan merupakan penyakit, seperti proses fisiologis reproduksi yang normal, akan merupakan suatu metode kontrasepsi yang sangat menarik karena:
a) Memberikan perlindungan jangka panjang, tetapi tidak permanen, setelah pemberian imunisasi tungal.
b) Bebas dari aktivitas farmakologis dan gangguan mertabolik serta endokrin, yang sering menyertai metode-metode kontrasepsi yang lain.
c) Cara pemberiannya mudah.
d) Efektif tanpa selalu harus mendapatkan perhatian dari pemakainya.
e) Murah.
Secara tradisional, vaksin yang dimaksudkan untuk mendapatkan suatu respons imunologi yang melindungi terhadap penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh mikro-organisme dan memiliki sifat sifati serta karakteristik sebagai berikut :
1) Memberikan perlindungan terhadap peyakit-penyakit infeksi (yang sering membahayakan jiwa).
2) Sering vaksin merupakan satu-satunya cara yang tersedia untuk melindungi atau mengendelikan suatu penyakit.
3) Dikembangkan untuk memberi efek protektif jangka panjang (idealnya harus seumur hidup), dan sering dibantu dengan booster-alamiah sepanjang hidup manusia sebagai akibat dari kontak interminten atau suplinis terhadap antigen-alamiah.
4) Vaksin ditujukan terhadap antigen asing atau “non-self” antigen.
Sebaliknya dengan vaksin anti-fertilitas, yang sangat berbeda dengan vaksin anti-penyakit, dan yang memiliki sifat-sifat dan karakteristik sebagai berikut:
1) Digunakan oleh wanita yang sehat dan fertil, untuk memberi proteksi terhadap kelamin yang tidak diinginkan.
2) Telah tersedia berbagai metode kontrasepsi alternatif lain.
3) Immunitas yang ditimbulkan oleh caksin anti-fertilitas harus mempunyai waktu kerja yang pendek, dan untuk mecegah timbulnya infertilitas yang permanen, tidak boleh mengalami booster-alamiah karena kontak dengan antigen-sasaran.
4) Tertuju kepada antigen isologous.
Tetapi, meskipun terdapat perbedaan-perbedaan dari kedua macam vaksin tersebut, stategi secara keseluruhan untuk pengembangan adalah sama, dan dapat dijabarkan dalam langkah-langkah sebagai berikut:
1. Identifikasi dari Tujuan/Sasaran
Reproduksi mamalia merupakan suatu rangkaian proses yang kompleks, yang untuk mudahnya, dapat dibagi dalam tiga tingkat:
a) Produksi gamet pria dan wanita (spermatozoa dan ovum).
b) Interaksi dari gamet sehhingga terjadi fertilasi .
c) Proses implantasi dari ovum yang telah dibuahi.
Semua rangkaian proses tersebut dapat dihambat melalui proses immunologi dengan menimbbulkan suatu respon immum yang ditujukan terhadap hampir semua molekul-molekul yang terlibat didalamnya atau yang dibuat selama ke-3 tingkat tersebut.
Molekul-molekul tersebut meliputi hormon hipotalamik gonadotropin releasing hormon (GnRH), gonadotropin hypophysis (FSH dan LH), steroids kelenjar gonad (testosteron, estrogen dan progesteron), dan produksi/komponen spesifik-jaringan dari gamet yang masak dan konseptus-dini.
Dari penelitian-penelitian selama dua dasarwasa terakhir didapatkan bahwa imunisasi aktif dan/atau pasif terhadap molekul-molekul di atas, baik dalam bentuk alamiah atau bentuk modifikasi , dapat menghasilkan berbagai macam dan tingkatan efek anti-fertilitas melalui cara neutralisasi daya kerja biologis hormon, inhibisi ativitas melalui cara neutralisasi daya kerja sitolitik dan sitotoksik.
2. Identifikasi dari Molekul-molekul Sasaran
Dalam rangka menghilangkan molekul-molekul yang dapat menyebabkan respons yang membahayakan atau respons immunologik yang tidak efektif, diperlukan sejumlah kriteria yang harus dipenuhi oleh molekul-molekul untuk dapat menjadi calon-calon yang cocok gun dikembangkan menjadi vaksin yang dapat dipakai dalam klinik.
a) Relevansi
Pra-syarat mutlak untuk suatu immunogen antifertilitas adalah bahwa ia harus berada dalam molekul yang terlibat dalam proses reproduksi, sehigga neutralisasi immunologik atau penghilangan dari antigen-sasaran akan menimbulkan efek antifertilitas.
b) Spesifisitas
Molekul-molekul yang dipilih untuk pengembangan vaksin harus memperlihatkan spesifisitas jaringan, yaitu mereka hanya disekresikan oleh atau disampaikan pada jaringan-sasaran yang dituju. Ini akan mencegah reaksi-silang dari respons immunyang diperoleh dari vaksinnya dengan jaringan-jaringan bukan-sasaran, yang dapat menimbulkan gangguan metabolik dan perubahan immuno-patologik.
c) Aksesibilitas
Agar supaya respons immun antifertilitas menjadi efektif, maka antigen-sasaran harus mudah dicapai oleh antibodi dan limfosit yang peka di dalam sirkulasi dan/atau di dalam lumen raktus genitalia akseptor. Untuk ini perlu bahwa sasaran di sekresikan oleh atau disampaikan pada permukaan lua dari sel-sel sasaran.
d) Lokasi
Bila respons immun efektif di dalam lumen traktus genitalia (pria atau wanita), maka reaksi-reaksi sampingan akan menjadi minim.
Tetapi potensi untuk timbulnya reaksi hipersensitivitas (yang segera dan yang tertunda) dan reaks-reaksi inflammasi lainnya pada tempat tersebut, harus juga mendapat pertimbangan dan perhatian.
e) Kuantitas
Perbandingan relatif dari antigen terhadap antibodi dan frekuensi serta lamanya timbul molekul-molekul sasaran, merupakan faktor-faktor penting dilihat dari potensi keamanan dan daya-guna suati vaksin antifertilitas.
f) Masa/waktu singkat (Transience)
Yang ideal, vaksin antifertilitas hanya ditunjukan terhadap molekul-molekul yang keberadaanya untuk masa/waktu singkat dan/atau dalam konsentrasi darah.
Ini memberikan keuntungan-keuntungan sebagai berikut :
Ø Risiko pembentukan kronis dari kompleks-kompleks immun dan kemungkinan penyakit immun-kompleks dapat dikurangi.
Ø Efek minum hanya akan bangkit bila terjadi antigen.
Ø Respons immun tidak akan dibanjiri oleh antigen yang berlebihan.
g) Dapat dibuat secara sintetis
Hal penting yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan molekul-molekul untuk dikembangkan menjadi vaksin antifertilitas adalah kemampuan untuk menyediakan molekul-molekul tersebut dalam jumlah yang cukup untuk dibuat menjadi vaksin dalam skala besar.
Dengan perkataan lain, diperlukan kemampuan untuk membuat immunogen tersebut dengan cara/prosedur sintesa kimiawi atau dengan pendekatan-pendekatan biosintetik yang lebih modern karen untuk permulaan tidak mungkin diperoleh dari sumber-sumber alamiah.
3. Seleksi Calon-calon Molekul terbaik
Kriteria-kriteria diatas untuk calon-calon molekul ditetapkan untuk mengurangi efek samping, memperbesar daya-guna dan untuk memudahkan pembuatan vaksin antifertilitas. Dari kriteria-kriteria tersebut, tampaknya bahwa calon-calon molekul terbaik adalah protein yang spesifik-jaringan yang berada pada atau dibuat oleh gamet yang matang (spermatozoa dan/atau ovum trophectoderm dari konseptus pra-implantasi.
4. Rekayasa dari Vaksin Prototipe
Chorionic gonadotropin dibuat dan disekresikan oleh sel-sel trophectoderm dari embryo peri-implantasi, termasuk manusia, mungkin sedini 7 hari post-ovulasi.
Pada siklus yang fertil, fungsi utama dari hCG tampaknya untuk menunjang corpus luteum ovarium, yang selanjutnya akan menghasilkan progesteron yang dibutuhkan untuk mempertahankan endomterium guna mempersiapkan implantasi dari ovum yang telah dibuahi.
Pada siklus yang non-fertil, dimana tidak terdapat hCG, corpus luteum mengalami regresi pada hari ke-10 post ovulasi, sehingga produksi progesteron menurun, endometrium dilepaskan dan timbul proses haid yang alamiah.
Maka suatu vaksin anti-hCG, yang dibuat untuk menghambat fungsi umpan balik dari hormon tersebut pada corpus luteum, akan meniru kejadian-kejadian yang terjadi pada siklus yang non-fertil. Ini akan menyebabkan terjadinya haid yang timbul pada atau sekitar saat yang diharapkan dengan embryo peri-implantasi dikeluarkan bersama-sama dengan darah haid – suatu peristiwa yang terjadi secara alamiah paada sebagian dari siklus haid dimana terjadi fertilitasasi tetapi kehamilan tidak ditegakkan.
Untuk merekayasa vaksin antifertilitas-prototipe, diperlukan langkah-langkah :
a) Pemilihan komponen immunogen
Molekul hCG terdiri dari dua sub-unit yaitu alpha-hCG dan beta-hCG. Alpha hCG adalah serupa dengan sejumlah hormon kelenjar hyphopisis seperti human FSH (hFSH), human LH (hLH), dan human TSH (hTSH).
Maka pada imunisasi dengan molekul hCG yang utuh, terjadi respons antibodi nonspesifik yang ditandai dengan terjadinya reaksi silang yang luas dengan hormon-hormon lain tersebut. Disamping itu, beta hCG juga memperlihatkan persamaan dengan beta-hLH, sehingga antibodi terhadap beta-hCG juga akan bereaksi silang dengan hLH.
Tetapi untung bahwa bta-hCG mempunyai suatu ekstensi carboxyterminal (C-terminal) yang terdiri dalam 30 asam amino, yang tidak terdapat pada beta-hLH atau hormon-hormon lain kelenjar hypophysis. Sehingga strategi Gugus-tugas WHO adalah mengmbangkan vaksi antifertilitas yang didasarkan pada daerah carboxyterminal sesuai dengan daerah 109-145 beta-hCG yang alamiah, merupakan imunogen yang paling optimal.
b) Pemilihan komponen carrier
Perhatian ditujukan pada diphtheria toxoid dan tetanus toxoid untuk bertindak sebagai carrier dan dipertimbangkan bahwa diphtheria toxoid lebih baik karena potensi yang rendah untuk menimbulkan reaksi hipersensitivitas dan tingginya kadar kelompok amino bebas.
c) Pemilihan peptide-carrier conjugation prosedur
Telah dikembangkan prosedur konjugasi dengan memakai reagen bifungsional, 6-maleimido caproic acyl N-hydroxy succinimide ester (MCS), yang menyebabkan 109-145 CTP-beta-hCG peptide (melalui sulfhydral group dari cysteine residue padaa N-terminus) bergabung/berhubungan dengan kelompok amino-bebas pada carrier diphtheria toxoid.
d) Pemilihan komponen penambah (adjuvant)
Untuk meningkatkan immunogenitas dari 109-145 CTP-beta-hCG:DT conjugate dan untuk memastikan terjadinya perangsangan system immunologik yang adekuat setelah penyuntikan pertama, beberapa adjuvant telah diteliti untuk maksud ini, antara lain analog muramyl dipeptide (MDP).
e) Pemilihan komponen pembawa/wahana (vehicle)
Diharapkan bahwa vaksin antifertilitas memberikan perlindungan terhadap kehamilan selama 12-24 bulan setelah imunisasi dengan suntikan-tunggal.
Tetapi seandainya efek imunitas berlangsung lebih lama dari yang diharapkan, bahkan sampai timbul irreversibilitas, vaksin antifertilitas mungkin masih tetap menarik sebagai suatu metode sterilisasi yang non-chirurgis.
Suntikan 109-145 CTP-beta-hCG:DT conjugate dan MDP adjuvant dalam larutan garam yang menimbulkan respons anti-hCG yang berlangsung singkat yang mungkin disebabkan karena disseminasi dan pengeluaran yang cepat dari obat yang disuntikkan.
Ternyata bahwa emulsi air-dalam-minyak (yang sederhana maupun yang kompleks) memberikan hasil yang baik seperti yang diharapkan. Salah satu sediaan, terdiri dari 4 bagian squalene dan satu bagian mannide mono-oleat dalam 4 bagian phosphate buffered saline, merupakan pilihan untuk mengembangkan vaksin anti-hCG prototype.
5. Uji-Coba Pre-klinis dari Vaksin Antifertilitas-Prototipe
Tahun 1980, Gugus-tugas WHO berhasil membuat vaksin anti-hCG prototype yang terdiri dari 109-145 CTP-beta-hCG peptide yang berkonjugasi pada diphtheria toxoid, dicampur dengan MDP adjuvant dan dilarutkan dalam emulsi air-dalam-minyak.
Uji coba pada hewan kera baboon memperlihatkan bahwa vaksin-prototipe tersebut mampu mengurangi angka fertilitas sampai < 5 %, dibandingkan dengan 70 % pada hewan kontrol yang tidak di imunisasi. Dilakukan juga penelitian-penelitian toksisitas (akut dan sub-akut) dan keamanan immunologik pada hewan tikus, kelinci, dan kera baboon.
6. Uji-coba klinis dari Vaksin Antifertilitas Prototipe
Tahun 1986 dimulai uji coba klinis fase I di Flinders Medical Centre Adelaide, Australia, pada 30 sukarelawati yang sebelumnya telah menjalani skrining. Ke-30 sukarelawati tersebut telah menjalani kontrasepsi mantap-wanita dan dibagi dalam lima kelompok berdasarkan dosis vaksin yang berbeda-beda.
Dalam tiap kelompok, empat sukarelawati menerima dosis vaksin penuh dan dua sukarelawati mendapatkan placebo yang berisi semua komponen vaksin terkecuali 109-145 CTP-beta-hCG:DT immunogen. Semua sukarelawati mendapatkan dua suntikan dengan interval enam minggu dan diikuti selama 18 bulan. Dilakukan juga pemeriksaan fisik rutin, analisa laboratorium, serta test biokimiawi, hematologik dan immunologic.
Pada 10 dari 30 sukarelawati , terutama dengan dosis vaksin yang lebih tinggi, menunjukkan gejala arthralgia dan myalgia yang sementara, serta menunjukkan respons antibody anti-hCGyang buruk. Tampaknya hal tersebut disebabkan formula elmusi yang tidak stabil, yang segera terpecah setelah penyuntikkan vaksin dan komponen-komponen vaksin dengan cepat dilepaskan.
Setelah dilakukan penggantian formulasi emulsinya, yang diuji coba terhadap stabilitasnya sebelum disuntikkan, pada sukarelawati pengganti yang lain insidens efek samping berkurang dan respons antibodi membaik. Tidak ditemukan efek samping serius lainnya, amupun kelainan fisik dan laboratoris.
Dengan hasil-hasil yang memberikan harapan yang baik pada uji-coba klinis fase I, Gugus-tugas WHO mengusulkan rencana untuk melakukan penelitian pendahuluan dari efektivitas vaksin pada sukarelawati yang fertil; dan hal ini masih tergantung kepada hasil-hasil penelitian teratologi pada fetus hewan percobaan.
Uji coba klinis fase II direncanakan dilakukan pada wanita pemakai IUD dan diberikan hanya dengan satu macam dosis saja. Dalam protokol dinyatakan bahwa IUD-nya akan dikeluarkan hanya bila titer antibodi anti-hCG menjadi kadar yang telah ditetapkan sebelumnya dan melebih dari perkiraan ambang kemanjuran. Dan bila titer turun sampai suatu batas tertentu dimana sukarelawati diperkirakan mempunyai risiko besar untuk menjadi hamil, maka IUD dipasang kembali.
Diharapkan uji coba klinis fase II dapat dilakukan pada dua pusat penelitian saja, meskipun mungkin dapat ditambahkan pusat penelitian ke-3 di waktu yang akan datang dan masing-masing pusat meneliti 75-130 sukarelawati.
7. Pengembangan dari Vaksin-Prototipe Menjadi Vaksin siap-Pakai
Pengembangan dari suatu sistem penyampaian (delivery system), yang dapat mendatangkn immunitas yang efektif sebagai akibat dari pemberian tunggal vaksin antifertilitas, akan mempunyai banyak keuntungan.
Perhatian sedang dipusatkan pada formulasi yang dapat melepaskan anti-hCG dalam jangka waktu yang lama, sehingga dapat menyerupai pemberian immunisasi dengan suntikan yang berulang kali. Hasil-hasil yang paling memberikan harapan adalah dengan memasukkan 109-145 CTP-beda-hCG:DT immunogen dan adjuvant MDP ke dalam microsphere yang biodegradable/biocompatible, yang dibuat dari poly-glycolic/poly-lactic copolymers.
Data-data pendahuluan menunjukkan bahwa tingkat efektivitas dari immunitas anti-hCG berlangsung melebihi 12 bulan setelah suntikan tunggal dari 2 formulasi microcapsule, satu dengan puncak pelepasan vaksin pada 12 minggu dan yang satu lagi pada 22 minggu.
Penelitian-penelitian Vaksin Antifertilitas di Masa yang akan Datang
Meskipun sudah didapatkan kemajuan-kemajuan berarti dalam dasarwasa terakhir ini, tetap masih diperlukan penelitian-penelitian lebih lanjut dalam pengembangan vaksin antifertilitas ini. Untuk ini masih diperlukan waktu dan dana, tetapi ini mungkin merupakan investasi yang bermanfaat, bila akhirnya berhasil dibuat suatu vaksin antifertilitas yang aman, efektif dan dapat diterima oleh calon akseptor dan petugas keluarga berencana.
Di samping penelitian vaksin antifertilitas oleh WHO, masih ada badan-badan penelitian lain di dunia yang juga melakukan pengembangan dan penelitian vaksin antifertilitas, seperti National Institute of Immunology (Delhi, India), the Population Council (New York, USA), the Contraseptive Research and Development Programme (Norfolk, USA) dan the National Institutes of Health (Betheseda, USA).
Dan untuk memperoleh daya-guna dan hasil-guna yang optimal dari dana-dana yang terbatas untuk penelitian dalam bidang ini, WHO dan badan-badan lain tersebut telah sepakat untuk menjalin suatu kerja sama global dalam koordinasi dan penelitian kolaboratif dalam bidang vaksin antifertilitas.
2.9.2 Penelitian Metode-Metode Baru Kontrasepsi untuk Pria
Sejak tahun 1950 para peneliti telah mencari metode-metode baru kontrasepsi pria yang efektif dan dapt diterima, sebagai tambahan pada kondom dan kontrasepsi matap pria.
Penelitian-penelitian yang dilakukan meliputi :
1. Gossypol
a) Diteliti di RRc dalam tahun 1971, berasal dari minyak biji kapas dan diteliti sebagai pil KB untuk pria.
b) Gossypol mengganggu metabolisme spermatozoa dengan salah stu cara sebagai berikut
Ø Mematikan sel-sel spermatozoa
Ø Immobilisasi sel-sel spermatozoa
c) Gossypol berbeda dengan hormon-hormon steroid, yaitu tidak mempengaruhi kelenjar hypophysis atau hipotalamus.
d) Pada 5-15 % pria (dari 8800 pria) ditemukan efek samping minor seperti :
Ø Rasa lelah
Ø Gangguan gastro-intestinal
Ø Pusing
Ø Rasa kering mulut
e) Pada 5 % pria ditemukan libido dan potensi seksual yang menurun.
f) Pada < 1 % pria timbul hipokalemia, yang dapat membahayakan jiwa. Efek samping ini terutama terjadi bila intake kalium dibawah kebutuhan sehari-hari. Pemberian garam-garam kalium dapat membantu mencegah hipokalemia.
g) Kembalinya jumalh spermatozoa yang normal umumnya didapatkan bila pemakaian gossypol hanya selama 2 tahun atau kurang.
h) Akhir-akhir ini kurang terdengar perkembangan selanjutnya dari gossypol,yang pada awal ditemukannya mendapat antusiasme yang sangat besar sebagai suatu kontrasepsi pria yang non-hormonal. Mungkin ini disebabkan oleh karena efek samping yang serius seperti hipokalemia dan infertilitas yang berkepanjangan setelah penghentian obatnya.
2. LHRH Analogues
a) Merupakan zat-zat kimia yang serupa dengan LHRH (Luteinizing Hormon Releasing Hormon).
LHRH adalah suatu peptida yang dibuat di hipotalamus, yang akan merangsang pelepasan FSH dan LH oleh hypophysis dan selanjutnya kedua hormon tersebut merangsang produksi testosterone yang diperlukan untuk produksi spermatozoa.
b) Kerja LHRH analogues dapat :
Ø Agonist : meniru aktivitas LHRH
Ø Antagonist : menghambat efek LHRH
c) Penelitian dengan LHRH analogues baru diuji-coba pada beberapa pria dan tampaknyamasih akan makan waktu yang lama untuk pemakaiannya, karena:
Ø Analogue yang terbaik dan dosis yang paling tepat belum dapat ditemukan.
Ø Harus diberikan testosterone exogen bersama-sama dengan LHRH analogue untuk mencegah impotensi libido yang menurun.
Ø Sistem pemberian/penghantarnya belum ditemukan. LHRH analogues dan testosteronetidak aktif bila diberikan per oral. Suntikan dan nasal spray dapat berguna, tetapi mungkin tidak mencapai kadar darah konstan yang diperlukan.
Yang sedang dipikirkan adalah bentuk kapsul yang biodegrable maupun yang non-biodegrable, yang dapat dimasukkan di bawah kulit; dan mikro-kapsul biodegrable yang diberikan secara suntikan IM.
d) Penelitian yang paling banyak dilakukan adalah dengan LHRH agonist. Mula-mula terjadipeninggian FSH dan LH yang berlangsung sangat singkat, kemudian terjadi penurunan kadar hormon sampai 40-50 %. Tetapi belum ada LHRH analogues yang sama sekalimenghentikan produksi spermatozoa.
3. Hormon-hormon steroid yang berdaya-kerja panjang
a) Beberapa hormon pria dan wanita dapat mencegah produksi spermatozoa dengan jalan suppresi produksi FSH dan LH.
b) Hormon-hormon yang telag diteliti antara lain testosterone, testosterone enanthate,testosterone cypionate, DMPA, norethindrone dan estradiol. Tetapi tidak satupun dari hormon-hormon tersebut, baik secara sendiri maupun dalam kombinasi, dapat menghentikan secara total produksi spermatozoa.
c) Kombinasi testosteronedengan estrogen estradiol, yang diuji cobakan pada kera,memberikan hasil yang menggembirakan. Kombinasi tersebut diberikan dalam bentuk implant subkutant dan menghasilkan sterilitas dan reversibilitas yang total tanpa efek samping pada darah atau kimia-darah.
d) Juga sedang diteliti suatu bentuk salep, yang dioleskan pada dada dan perut, sehingga hormon-hormonnya diabsorpsi melalui kulit.
4. Inhibin
a) Penelitian hormon inhibin, suatu peptida yang ditemukan di dalam gonad, pada hewan percobaan menunjukkan bahwa inhibin menekan pelepasan FSH dari kelenjar hypophysis sehingga dapat mencegah produksi spermatozoa.
b) Sampai sekarang belum ada bulti-bukti apakah inhibin akan mencegah produksi spermatozoa pada manusia dan hormonnya sendiri belum berhasil diisolasi atau dimurnikan.
5. Vas Occlusive device
a) Umumnya masih dalam fase eksperimental pada hewan percobaan (anjing, kelinci, kera) dan manusia; dan belum ada yang menunjukkan efektivitas yang cukup tinggi untuk pemakaian klinis yang luas.
b) Vas osslusive devices yang ideal harus memenuhi persyaratan :
Ø Menyumbat total vas deferens sehingga menimbulkan azoospermia.
Ø Reversibilitas tinggi.
Ø Aman, mudah melakukannya dan menyebakan gangguan minim pada peredaran darah, saraf, lymphe dan otot serta reaksi jaringan yang minim.
Ø Menimbulkan pertumbuhan jaringan ke dalam yang efektif.
Ø Murah dan sederhana.
c) Vas occlusive devices yang diteliti meliputi :
Ø Plugs
Ø Clips
Ø Intra-vas devices
· Intra Vasal Thread (IVT)
· Reversible Intravas Devics (R-IVD)
· Shug
Ø Vas valves
· Phaser (Bionyx Control)
· Reversible Intravasal Occlusive Devices (RIOD)
6. Fulgurasi perkutaneus
a) Secara teoritis, fulgurasi perkutaneus (kauterisasi dengan jarum yang dimasukkan melalui kulit ke dalam vas deferens) akan menghancurkan atau merusak mukosa vasdeferens.
b) Tetapi kesulitan paling besar pada fulgurasi perkutaneus adalah menentukan “dosis” kauterisasi yang diperlukan untuk menimbulkan oklusi yang efektif.
c) Mungkin kauterisasi bipolar pada suatu saat dapat dipakai untuk fulgurasi perkutaneus pada pria, tetapi sampai saat ini belum pernah dilakukan uji-coba klinik.
7. Zat-zat kimia
a) Penelitian dengan zat-zat kimia untuk kontap-pria umumnya meliputi zat-zat yang menyebabkan sklerosis seperti ethanol, quinacrine, Ag-nitrat dan lain-lain.
b) Kesulitan dengan zat-zat kimia adalah menentukan seberapa panjang vas deferens akan terisi oleh zat-zat kimia tersebut, karena dengan makin panjangnya vas deferens akan sulit atau tidak mungkin dilakukan.
c) Di samping itu harus dipertimbangkan masuknya zat-zat kimia ke dalam sirkulasi dengan kemungkinan timbulnya reaksi-reaksi yang membahayakan akseptornya.
d) Dan bila dosis zat-zat kimia yang disuntikkan terlalu banyak, mungkin timbul inflammasi hebat sepanjang vas deferens, vesica seminalis dan ductus-ductus ejakulatorius.
2.9.3 MACAM-MACAM KB TERKINI
2.9.3.1 KB YAZ
Pil kontrasepsi dosis rendah telah diluncurkan. Peluncuran pil kontrasepsi generasi terbaru itu, memberikan manfaat untuk menurunkan resiko terjadinya efek samping, yang muncul akibat tingginya dosis estrogen dalam kontrasepsi.
Pil kontrasepsi ini awalnya diluncurkan pada tahun 1961 dengan nama Anoplan, namun Ethinil Estradiolnya (EE) mempengaruhi perkembangan tubuh, dan siklus haid kaum wanita. Seiring perkembangan, dilakukan penelitian, hingga akhirnya diluncurkan generasi terbaru pil kontrasepsi. “Generasi terbaru pil kontrasepsi ini diberi nama Yaz, dengan kandungan 3 mg drospirenon/20 mcg EE, dengan regimen terbaru 24/4.”
Dengan kandungan hormone estrogen, EE yang rendah, hanya sebesar 20 mcg, Yaz memberikan manfaat untuk menurunkan resiko terjadinya efek samping, yang muncul akibat tingginya dosis estrogen.
Selain itu, EE yang bersalut beta-cyclodextrin (betadex) clathrate dapat berfungsi untuk meningkatkan stabilitas dan memperpanjang lama kerja obat dalam tubuh. “Pil kontrasepsi ini, selain merupakan pil KB dengan efektivitas tinggi, mempunyai manfaat tambahan, yakni mengatasi kelainan prahaid yang berat (Pre Menstrual Dysphoric Disorder/PMDD), serta mengatasi akne (jerawat).”
Saat ini, masyarakat sudah bisa mendapatkan pil kontrasepsi dosis rendah itu di apotik-apotik, namun harus memakai resep dokter. “Harganya sekitar Rp 150-200 ribu untuk satu bulan.”(5)
2.9.3.2 KB HORMONAL PRIA
Selama ini alat kontrasepsi suntikan ataupun pil KB hanya monopoli kaum wanita. Namun dengan penemuan yg terbaru ini, lelaki sudah bisa menggunakan alat kontrasepsi suntik. Di satu sisi hal ini mungkin menguntungkan kaum wanita karena bisa bergantian menggunakan alat kontrasepsi, namun di lain pihak saya juga khawatir penemuan ini akan makin menumbuh suburkan perilaku seks bebas lelaki karena pria tidak takut lagi akan menghamili pasangannya yang tidak sah.
Keterlibatan laki-laki dalam penggunaan alat kontrasepsi di Indonesia memang masih rendah. Selain kondom, vasektomi (memotong saluran benih untuk menghambat transportasi sperma) merupakan pilihan dari jenis kontrasepsi yang saat ini tersedia untuk pria.
Untuk mencari alternatif kontrasepsi terbaru, kini para ahli kini tengah meneliti kontrasepsi pria yang lebih efektif, yakni suntikan testoteron. Berdasarkan uji coba terhadap 1.045 pria sehat berusia 20 – 45 tahun di Cina, suntikan testoteron terbukti efektif sebagai alat kontrasepsi pria.
Para responden yang memiliki pasangan usia subur tersebut disuntik dengan 500 miligram formula testoteron setiap bulan selama 30 bulan. Hasil penelitian menunjukkan angka kegagalan (terjadinya kehamilan) hanya 1,1 per 100 pria dalam kurun waktu 24 bulan. Para peneliti juga melaporkan tidak ditemukannya efek samping dalam penggunaan suntikan ini.
“Hasil penelitian kami menunjukkan kontrasepsi hormonal untuk pria bisa jadi pilihan yang potensial, ramah, dan efektif untuk pria,” kata Dr.Yi-Qun Gu, dari National Research Institute for Family Planning, Beijing, Cina. Hasil studi tersebut akan dipublikasikan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism.
Menurut Gu, percobaan ini merupakan uji klinik kontrasepsi hormonal pria yang terbesar. “Selain berorientasi pada hasil, yang lebih penting adalah keamanan dari kontrasepsi hormonal ini. Terutama terhadap pada kesehatan kardiovaskular, prostat, perilaku pemakainya,” kata Gu. (kompas.com 5/6/2009)(6)
Pil kontrasepsi khusus pria akhirnya berhasil ditemukan ilmuwan Israel Professor Haim Breitbart dari Universitas BarIlan di Tel Aviv, Senin (28/6)
“Pil anti hamil memiliki zat yang berfungsi memindahkan kandungan protein utama sperma itu cukup diminum tiga bulan sekali. Alhasil, jutaan sel sperma bisa dinonaktifkan dan tidak bisa membuahi sel telur saat memasuki rahim. Sehingga pasangan tersebut bisa menunda kehamilan”. klaim Professor Breitbart.
Penelitian yang dilakukan selama tiga tahun ini juga tidak menemukan efek samping dari penggunaan pil tersebut, imbuh sang Profesor Yahudi itu.
Pil KB untuk Pria telah ditemukan oleh peneliti dari Amerika. Setelah melakukan uji klinis selama 40 tahun, akhirnya mereka menemukan hasil bahwa alat kontrasepsi untuk pria ini lebih efektif dibandingkan dengan pil KB wanita. Dengan kemampuan efektifitas yang lebih baik dan efek samping yang sangat minim diharapkan Pil KB Pria ini dapat menambah keanekaragaman alat kontrasepsi.
Cara kerja Pil KB ini adalah dengan cara mengurangi jumlah sperma, yaitu dengan menambahkan hormon sintetis yang dinamakan desogestrel. Dari hasil uji klinis didapatkan jumlah sperma menjadi berkurang bahkan sampai nol. Hal ini akan mencegah terjadinya kehamilan pada wanita.
Saat ini Pil KB Pria masih dalam tahap penelitian lebih lanjut, Para peneliti mengklaim bahwa efek samping yang ditimbulkan sangat kecil yaitu hanya terjadinya peningkatan berat badan. Dan pil ini harus diminum setiap hari.
Sementara itu, ekstrak daun gendarusa yang akan menjadi bahan utama pil KB untuk pria itu sudah dikenal luas sebagai tanaman yang biasa digunakan untuk dikonsumsi di tanah Papua. Tanaman merambat yang menyerupai sirih dan cara bekerjanya adalah melemahkan kemampuan sperma untuk membuahi sel telur disamping menaikkan vitalitas pria itu sendiri.
Senyawa aktif pada gendarussa yang berperan dalam kontrasepsi disebut gendarusin yang merupakan penghambat (inhibitor) enzim hialuronidase yang ada pada spermatozoa.
Enzim ini bertugas menghancurkan lapisan yang ada di sel telur karena hiualurronidase adalah enzim yang pertama kali diekskresi pada saat terjadi kontak antara sperma dengan sel telur. Sejalan dengan itu kemampuan melisiskan (perusakan) lapisan terluar dari sel telur akan menurun, dengan demikian sel telur tidak dapat ditembus oleh spermatozoa.(7)
Para peneliti menawarkan para kaum pria untuk menerima suntikan berisi hormon sintesis yang dapat mencegah kehamilan ini setiap bulan.
Hormon ini disebut undecanoate testosteron, yang selama ini digunakan untuk mengatasi infertilitas pada pria.
Hormon ini meningkatkan kualitas sperma ketika disuntikan dalam dosis kecil. Sedangkan, pada dosis tinggi (namun dalam batas aman) hormon ini dapat menghambat produksi sperma. Para peneliti juga menambahkan, bahwa efektivitas obat ini juga tergantung pada suku bangsa. Ternyata, efeknya lebih kuat pada pria Asia dibandingkan pria Eropa.
Untuk membuktikannya, penelitian ini dillakukan pada 1045 relawan selama 2,5 tahun belakangan. Hanya 9 kehamilan yang terjadi dari 1045 relawan ini. Para peneliti percaya bahwa efektivitas alat KB ini cukup tinggi, hampir sama dengan kondom (97%).
Alat kontrasepsi bagi pria yang disuntikkan ke bagian tubuh hampir menjadi kenyataan dan relatif tidak menimbulkan efek samping, sementara dua perusahaan obat-obatan Eropa siap memproduksinya. Para ilmuwan Australia yang tergabung dalam Institut Riset ANZAC di Sydney, menyatakan alat kontrasepsi itu 100 persen efektif, karena telah dicobakan kepada 55 pria setiap tahunnya. Hasilnya, tidak ada seorang istri pun dari mereka hamil. Penelitian selama lima tahun itu dilakukan dengan menyuntikan hormon dan memasang implant sebagai kontrol kehamilan. Untuk itu, pria yang ingin ikut program keluarga berencana tidak perlu mengkonsumsi pil pencegah kehamilan setiap harinya. Kontrasepsi bekerja dengan cara menghambat produksi sperma lewat penyuntikan-penyuntikan progestin setiap tiga bulan. Hormon itu juga akan mengurangi dorongan seks pria. Testoteron menjadi implant di bawah kulit pria, dengan begitu libido dapat dikendalikan. Sesudah periode 12 bulan, para peserta pria akan menghentikan pengobatan untuk memulihkan kesuburan. Metode ini membuktikan hampir berhasil.(8)
2.9.3.3 KB KOYO
Koyo kontrasepsi/koyo KB wanita menggunakan patch kontrasepsi (berbentuk seperti koyo) untuk penggunaan selama 3 minggu. 1 minggu berikutnya tidak perlu menggunakan koyo KB. Efek samping sama dengan kontrasepsi oral, namun jarang ditemukan adanya perdarahan tidak teratur. Larangan sama seperti penggunaan kontrasepsi oral.
Kunjungan ke dokter dilakukan secara periodik untuk memperbarui resep. Koyo juga termasuk kontrasepsi hormonal. Di luar negeri, ini cukup populer lantaran kepraktisan penggunaannya. Koyo KB cukup ditempelkan di pantat. Namun, peminat yang tinggal di negara tropis seperti Indonesia mesti mempertimbangkan ulang ketertarikannya pada koyo KB. Sebab, keringat bereaksi dengan bahan koyo.
Keringat juga dapat membuat koyo KB mudah lepas. Selain itu, bahan kandungan koyo KB juga belum tentu bisa diterima oleh mereka yang sensitif atau alergi. “Dalam praktik sehari-hari, belum banyak wanita Indonesia yang menggunakan koyo KB ini.”
Koyo KB mengandung estrogen dan progestin dan digunakan selama 3 sampai 4 minggu, kemudian dilepas. Pada minggu keempat, kontrasepsi tersebut tidak digunakan supaya menstruasi dapat terjadi.
Koyo KB ditempelkan seminggu sekali selama 3 minggu berturut-turut. Koyo ditempelkan dikulit kemudian didiamkan selama 1 minggu, kemudian dilepas. Koyo yang baru ditempelkan di area kulit yang berbeda. Pada minggu ke 4 Koyo KB tidak digunakan. Olahraga dan sauna maupun penggunaan bak mandi air panas tidak akan menggeser posisi koyo KB ini.
Koyo KB ini efektivitasnya sama dengan kontrasepsi oral. Terkadang, koyo kontrasepsi kurang efektif pada wanita yang kelebihan berat badan (overweight).
Dengan metode koyo KB dan cincin vagina, wanita memiliki periode menstruasi yang teratur. Bercak maupun perdarahan jarang terjadi. Efek samping, risiko, dan batasan/larangan sama dengan kontrasepsi oral kombinasi.(9)
BAB III
SIMPULAN
Metode kontrasepsi darurat hanya dapat digunakan pada kondisi tertentu saja. Kontrasepsi darurat yang kita kenal terdiri dari 2 macam yaitu AKDR dan pil. AKDR dapat dilakukan pemasangan kapan saja dan mempunyai daya kerja sama dengan penggunaan AKDR pada umumnya. Namun untuk metode kontrasepsi darurat pil tidak bisa dipakai untuk pemakaian rutin (regular).
DAFTAR PUSTAKA
1. Handayani, Sri. 2010. Pelayanan KB. Yogyakarta: Pustaka Rihama
2. Hartanto, Hanafi. 2002. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Sinar Harapan
3. Affandi, Biran, dkk. Pedoman Pelayanan Kontrasepsi Darurat. 2004. Jakarta : DEPKES RI bekerjasama dengan PERKUMPULAN OBSTETRI dan GINEKOLOGI INDONESIA dan WHO
4. Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
diunduh pada tanggal: 01 Mei 2011, pukul 11.10 WIB
diunduh pada tanggal: 01 Mei 2011, pukul 12.22 WIB
diunduh pada tanggal: 01 Mei 2011, pukul 13.48 WIB
diunduh pada tanggal: 01 Mei 2011; pukul 14.38 WIB
diunduh pada tanggal 01 Mei 2011; pukul 18.05 WIB
Langganan:
Komentar (Atom)
